-->

Lestarikan Adat Dan Budaya, Warga Desa Ringin Pitu Gelar Bersih Desa Di Bulan Suro



KEDIRI, TRIBUNUS.CO.ID - Tradisi bersih Desa atau yang biasa disebut sedekah bumi, hakikatnya merupakan metode yang digunakan orang dahulu untuk menyatukan berbagai kelompok dari setiap perbedaan. Hal ini yang sudah melekat di sebagian masyarakat suku jawa kususnya. Seperti yang di gelar oleh warga Desa RinginPitu Kec. Pelemahan Kab. Kediri di bulan suro ini. (4/10/2018)


Tradisi seperti ini sudah ada sejak jaman wali singo, yang mana saat mensyiarkan agama Islam ditanah Jawa. Hal itu dibuktikan setiap tradisi yang dibuat oleh para wali songo tetap lestari dan tak mudah untuk ditinggalkan. Karena tradisi yang diajarkan wali songo semuanya baik, sebab mengandung unsur pemersatu tiap-tiap perbedaan budaya di tengah masyarakat.

Menurut koordinator acara Bapak Sofi'i, mengatakan "ditempat seperti ini, (punden) biasanya banyak orang yang segan. Selain itu, tambahnya, mengkramatkan suatu tempat yang diberi nama Punden itu hanya untuk menghindarkan dari tangan yang tak bertanggung jawab. Coba kalau tempat berkumpulnya orang-orang zaman terdahulu dikasih nama warung kopi, cangkruan, atau yang lain pasti orang tidak akan takut, dan segan. Orang zaman dahulu sangat takut kalau mau lewat tempat yang di sakralkan, jika terpaksa lewat pasti anak-cucunya diajarkan amet mbah (permisi kek). Ini kan secara filosofi mengajarkan kesopanan kepada yang lebih tua" imbuhbya.


Salah satu warga yang di wawancarai wartawan tribunus. Aditya Gintaro mengatakan "Di desa ini, setiap acara bersih desa selalu mengadakan berbagai macam kegiatan, di antaranya doa bersama sekaligus tumpengan di balai dusun dan 3 punden, punden mbah endang, punden mbah dirogo dan punden mbah kalam, juga Pementasan Seni Kuda lumping, Bantengan, Musik Patrol, Kirap mengelilingi desa. tidak ketinggalan pula wayang kulit dimalam harinta yang mana semua itu selalu digelar setiap tahun oleh warga ringin pitu," tuturnya. [amin]

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama