-->

Ketua Umum Majelis Pers Nasional, Sesalkan Pernyataan Prabowo



Ramai pemberitaan tentang pernyataan Calon Presiden No. 02 Prabowo Subiyanto yang mengatakan bahwa Pers " pembohong " dan menuding Media " antek - antek yang ingin menghancurkan Repbublik Indonesia ".

Mengundang reaksi kecaman dari Ketua Umum Majelis Pers Nasional ( MPN ) H. Umar Wirohadi, SH.,MM jebolan Lemhanas. Yang mana pantauan media diketahui bahwa dia juga pernah jadi Ketua Tim Perumus Dialog Wawasan Kebangsaan Lemhanas.

H. Umar Wirohadi yang akrab dengan sapaan Abah Umar itu, menilai apa yang disampaikan oleh Capres No. Urut 02 Prabowo Subiyanto kebablasan. Abah Umar menyayangkan sekali sikap Prabowo Subiyanto yang digadang - gadang jadi calon pemimpin bangsa itu.

" Disayangkan sekali Calon Pemimpin Negara lontarkan kata - kata yang sangat melikai insan pers. Ibarat biji kacang lupa sama kulitnya, lupa sukses dan ketenaran atas dirinya hingga berjuluk sebagai salah satu tokoh Nasional adalah karya tulis media salah satu pendukungnya. Lupa pula bahwa peran media mendukung terwujudnya keinginan maha dahsyat bangsa Indonseia yaitu Kemerdekaan. Apa realistis dibilang media sebagai antek - antek yang ingin menghancurkan NKRI ini, " sesalnya.

" Orang bicara itu berasal dari kebiasaannya, kalau orang biasa bicara jelek ya akan keluar perkataan-perkataan yang jelek dari mulutnya. Mudah -mudahan perkataan ' PEMBOHONG ' itu berTUAH sehingga orang-orang yang sekarang mendukung dia akan berBOHONG dan menghianati dia....kita doakan...Amiiin, " ungkapnya dengan santai.

Pungkasi penyampaiannya, Abah Umar sedikit ajak publik menengok ke belakang peristiwa yang pernah terjadi pada Ratna Sarumpaet. Abah Umar sitir bahwa pernyataan sikap Prabowo waktu itu gegerkan negeri. Menggebu - gebu dan kecam orang yang diduga menganiaya Ratna Sarumpaet. Percaya kepada kebohongan yang diciptakan oleh Ratna Sarumpaet orang terdekatnya dan disanjungnya itu.

" Kebohongan oleh Ratna Sarumpaet itu sebenarnya potret luar biasa bagi Prabowo. Pertama dia percaya pada kebohongan orang terdekatnya.

Kedua pernyataan sikapnya karena percaya pada kebohongan Ratna Sarumpaet waktu itu bikin gaduh negeri goyang NKRI. Ketiga peristiwa itu karena disinyalir bergulir isue skenario politik. Kemudian memulihkan dan netralisir kondisi juga kepentingan politiknya. Lagi - lagi cari posisi aman dia butuh media menyampaikan ke publik menarik pernyataan sikapnya terkait kebohongan Ratna Sarumpaet.

Suara Media pun menggema seketika seantero jagad Nusantara, situasipun terkendali isue - isue miring tentang peristiwa itu pelahan hilang dari pendengaran. Siapa dan siapa yang pembohong, siapa dan siapa yang ingin menghancurkan NKRI yang sebenarnya, Media atau siapa..? " pungkas H. Umar Wirohadi, SH.,MM Ketua Majelis Pers Nasional. (*).

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama