-->

Terlantar Sebelas Tahun, Leluhur Menagih Janji



KEDIRI,TRIBUNUS.CO.ID -  Sejak ditemukan pada tahun 2007 yang lalu, Situs Tondowongso yang secara administratif berada di Dusun Tondowongso Desa Adan-adan Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri Jawa Timur hingga kini (12/12/2018) masih tetap tidak terawat dan bahkan terbengkelai seakan tanpa perhatian sama sekali.

Beberapa struktur Batu Bata bekas bangunan bersejarah yang dulu sempat menggemparkan masyarakat Kediri tersebut terlihat berserakan. Bahkan rumput liarpun menghiasi lokasi yang luasnya hampir 1 hektar tersebut.


Bukan itu saja, papan peringatan dan juga pagar lokasi Situs yang dibuat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri juga hancur dan bahkan nyaris tidak terlihat. Saat ini lokasi Situs Sangat sepi dan yang ada hanya beberapa orang warga yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak mereka. Sebenarnya apa yang menjadikan tempat tersebut terbengkelai atau tidak terurus, hingga kini juga masih misterius.


Rianto dari komunitas penyelamat benda-benda peninggalan leluhur Damar Panuluh Nusantara asal Pare Kabupaten Kediri saat bertemu dilokasi Situs Tondowongso menyampaikan tidak berani berbuat apa-apa. Karena lokasi Situs sudah masuk dalam Cagar Budaya. " Ya hanya perihatin saja melihatnya. Kalaupun nanti kami dan teman-teman akan melakukan bakti sosial untuk kebersihan lokasi Situs juga takut disalahkan oleh pihak terkait.

"Bisanya hanya berdoa, semoga tempat Leluhur tersebut segera mendapatkan perhatian dari pihak terkait dan sesegera mungkin ditindak lanjuti untuk dilakukan pemugaran," ujar Rianto dengan raut wajah prihatin.


Informasi sebelumnya, di Situs Tondowongso pernah ditemukan sekitar 13 Arca berbagai macam bentuk. Ada Arca Brahma, Sywa, Durga, Lingga, Yoni, Lembu Andini dan lain-lain. Bahkan saat ditemukan dahulu pengunjungnya bisa mencapai 1000 orang dalam sepekan. Seandainya Situs Tondowongso ini betul-betul mendapatkan perhatian, tidak tertutup kemungkinan bisa dijadikan tempat Wisata Religi yang mampu membantu perekonomian masyarakat sekitar. (har/DPN)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama