-->

Kapolri : Antisipasi Radikalisme dan Terorisme, Indonesia dan Singapura Perlu Tingkatkan Kerjasama



Singapore, TRIBUNUS.CO.ID - Jumat (25/8) – Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian diundang sebagai pembicara tunggal pada sebuah klub yang bernama The Pyramid Club, di Good Wood Hill, Singapura. Acara klub yang beranggotakan para CEO perusahaan terkemuka di Singapura ini juga dihadiri oleh Commissioner of Singapore Police Force, Mr Hoong Wee Teck.
Dalam diskusi ini bertindak selaku moderator adalah Ambassador Ong Keng Yong Executive Deputy Chairman, RSIS Director, Institute of Defence and Strategic Studies. Para peserta diskusi sangat antusias mendengar briefing yang disampaikan Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian pada acara yang dilangsungkan sejak pukul 19.30 hingga 22.00 waktu Singapura.

Di sela-sela sesi Tanya jawab, moderator memberikan kesempatan bertanya atau memberikan masukan kepada empat orang hadirin, tentang hubungan persahabatan Indonesia – Singapura. Salah seorang peserta diskusi memberikan masukan, agar dapat ditingkatkan kerjasama dan tidak timbul rasa saling curiga apalagi membenci sebagai negara bertetangga yang tinggal di kawasan yang sama.

Sementara itu penanya lain juga memberikan simpati dan empati atas kondisi radikalisme yang menurutnya memprihatinkan di Indonesia. Sebagai sebuah negara, Singapura juga berkeinginan untuk turut serta bersama-sama melakukan upaya-upaya pencegahan radikalisme tersebut.

Menanggapi pertanyaan dan masukan tersebut, Kapolri menjelaskan, “kerjasama antar negara bertetangga itu sangat penting sekali. Kedua negara dapat melakukan saling bertukar informasi, berbagi pelatihan terbaik untuk militer kedua negara, berbagi kekuatan guna menangkal ancaman dan serangan dari terorisme, serta menetralisir konflik di negara dengan penduduk mayoritas muslim”

“Indonesia dan Singapura adalah dua negara bertetangga yang sangat dekat. Baik secara geografis maupun secara kultur budaya masyarakatnya. Guna melakukan upaya pencegahan dan penangkalan gerakan radikalisme dan terorisme, perlu bagi kedua negara ini untuk saling berbagi kekuatan”, tutup Tito dalam pidatonya.
Lebih baru Lebih lama