-->

Sejarah Masjid Jabal Nur Suwayuwo Dan Perkembangannya Ke Depan

TRIBUNUS.CO.ID PASURUAN - Berbicara Bukit Alam, masyarakat warga Pandaan Pasuruan dan sekitarnya pasti menganggap sebuah pedukuan atau komplek perumahan yang baru seumur jagung, tetapi jika kita mencoba menelusuri informasi satu-persatu warga yang berada di Bukit Alam, setidaknya pulau-pulau besar Nusantara ini pasti ada yang mewakili seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku hingga Irian Jaya, Jawa sudah pasti mendominasi.


Berawal dari keikut sertaan Penulis di Group WhatsApp Jama’ah Masjid Jabal Nur serta Fenomena Tahun Baru 2018 dan Kayu Pemugaran Masjid Jabal Nur Bukit Alam, terbesitlah sebuah ide dari seorang penulis yang akrab di panggil Sangheyang Hamim alias Mas Hamin yang bernama lengkap Moch. Nur Hamim Bin Sumaji Bin Kabul Bin Hamidi Bin H. Kaji yang mengklaim Asli Kelahiran Pasuruan (Putra dari Ibu Suyatis Bin Paimin dan Mbok Pasri, Purwodadi Pasuruan Jawa Timur Indonesia).

Pertemuan antara penulis Sangheyang Hamim dan Nara Sumber Denny Wakil RW.11 Bukit Alam Suwayuwo, Sukorejo – Pasuruan – Jawa Timur.
Selain telah ada perjanjian ketemu di WhatsApp Group malam ini Rabu Pon 3 Januari 2018 usai undangan Walimatul Khitan di Rumah Bpk. Agus Iswahyudi Perum. Bukit Alam Blok. M5 Suwayuwo, berlanjut mengadakan perbincangan ringan di Rumah Bpk. Denny terkait Cikal Bakal berdirinya Masjid Jabal Nur Bukit Alam Suwayuwo, dengan diteman dua Pack Rokok dan dua Ponsel, dua Insan memulai pembicaraan bersautan Denny mewakili Tokoh Bukit Alam edisi awal dan Mas Hamim mewakili warga baru yang haus literatur sejarah tentang Cikal Bakal Bukit Alam terlebih berdirinya Masjid Jabal Nur.

Berlanjut, Sholat Tarawih di pertigaan Blok E & I (Tahun 2005 – 2006) Periode kepemimpinan Bambang, menurut Denny seorang tokoh masyarakat Bukit Alam, kala itu lingkungan perumahan Bukit Alam baru memiliki warga sebanyak 36-37 KK, dari hasil cangkruan dan tegur sapa akhirnya muncul ide dimana pas bertepatan dengan Bulan Ramadhan.

"Kami dengan beberapa warga  yang kebetulan mayoritas Muslim menggelar Sholat Tarawih berjama’ah di pertigaan RT.1 saat ini tepatnya di Blok. I & E saat itu Tokoh ternama yang memprakaryai adalah Bapak Bambang Ketua RW, Bpk. Eko, Bpk. Hani, Bpk. Yully, Bpk. Suyadi, Bpk. Imam, Bpk. Happy," ujar Denny menuturkan pada wartawan.

Denny dan beberapa warga terdiri dari 37 KK tersebut selama satu bulan penuh kami berjama’ah Sholat Tarawih disana, muncul ide-ide cemerlang dari beberapa jama’ah Sholat Tarawih yang tak lain yaitu membangun tempat Ibadah Sholat (Mushollah) disamping kontraktor dan pengembang tengah serius melakukan perluasan pengerjaan komplek perumahan. Tanpa disadari seorang tukang Bpk. Ali warga Bodogan, Tanjungarum Sukorejo.

" Dan Sekira Pukul 21:00 WIB menghampiri saya di depan Rumah, " kata Denny.  Saat saya tanya beliau menjawab habis ada pertemuan antara Pak Is dan Pak Happy, kebetulan pak Heppy minta buatin tempat Sholat dari bambu," tambah Denny.

"Mendengar mau buat Mushollah dari bambu akhirnya saya yang waktu itu masih aktif bekerja akhirnya mencoba menghubungi beberapa teman, relasi dan saudara sekiranya dalam waktu dekat pembangunan pondasi Mushollah dapat dilaksanakan. Ketika saudara bertanya beberapa luasan untuk rencana Pondasi Mushollah, " Saya tak dapat menjawab, akhirnya saya telpon istri dirumah, saya suruh bertanya pada Bpk. Hani yang kemudian disampaikan pada Bpk. Muhappy, " terang Denny

Beberapa hari kemudian berdatanganlah matrial-matrial untuk pembangunan Mushollah Jabal Nur Bukit Alam tepatnya hari Jum’at material untuk pembangunan sudah siap, Sabtu Minggu para Donasi pun berlomba mensuplai bahan material dengan harapan Mushollah Jabal Nur yang diharapkan dapat terwujud.

Masih kata Denny bahwa  hanya berbekal semangat Gotong Royong Mushollah Jabal Nur Bukit Alam. Karena mungkin tidak adanya komunikasi dengan Developer akhirnya keadaan memaksa sang koordinator pembangunan yaitu pak Muhappy yang dibantu Bendaharanya pak Choiruman terjadi adu argumenjasi di satu pihak Tim Developer menawarkan ke calon penghuni.

Disisi lain Muhappy harus mewujudkan Mushollah Jabal Nur yang dicita-citakan warga Perumahan Bukit Alam. Syukurlah peristiwa miskomunikasi itu akhirnya di mediasi oleh Bambang selaku ketua RW di Bukit Alam.

"Bapak Muhappy pun dapat melaksanakan kegiatan pembangunan tempat peribadatan sebagaimana mestinya, bahu membahu disertai material apa adanya penghuni yang hanya 37 KK tak membedakan suku, ras dan budaya saling menyokong, saling asih, asah, asuh, demi terselesainya masjid Jabal Nur." lanjut Denny lagi.

Kerja bakti pun lalu dilaksanakan setiap malam hari,  turut hadir Bapak Joko, Bapak Tarmuji, Eko Yulianto Selaku Pengurus, Bapak Hani donatur tetap, Bapak Choiruman sekretaris, Wono, Bapak Bambang Ketua Rw, Bapak Muhappy Pelaksana Pembangunan, Bapak Imam,bpk is, Suyadi, Bapak Solekan Almarhum (yang menginginkan musholla harus ada bedug). Bahkan yang sangat mengesankan ketika tokoh-tokoh lintas agama seperti Bapak Kris, Iwan, Makrus Dan David ( Kristiani ), Kadek, Made, Bagus dari umat hindu hingga Bu Sri seorang janda juga turut serta dalam kerja bakti syarat tendensi apapun kecuali demi terwujudnya guyub rukun." tambahnya

Berdirinya Musholla Bukit Alam (2006). Selain gelugu yang di pesan khusus dari Ludoyo Blitar Dan aktifitas keagamaan pun berjalan lancar.  Warga semakin ramai untuk berjamaah di Musholah tersebut.

Bagai terhempas angin kalender babat Bukit Alam menyingkap begitu cepat seakan tanpa sadar di Musholla Jabal Nur yang mungil diatas area tak lebih dari 4 unit kavling rumah type 36 itu terjadi sebuah kolaborasi antara tokoh awal dan tokoh pendatang baru, warga bukit alam kala itu bagai terhipnotis senyum muhribhan dengan ciri khas sumeh dan ngangeni muncullah ide-ide disana, para pemikir saling bersautan saling adu inspirasi terlebih saat melihat warga Bukit Alam yang mayoritas muslim itu harus sholat jum`at di mesjid mesjid luar lingungan Bukit Alam.

Seakan tak ada batas antara tokoh awal dan wajah baru semua bertekad menyatukan visi untuk merubah suasana baru di bukit alam yaitu Sholat Jamaah Di Musholla Jabal Nur Bukit Alam.

Diresmikannya masjid Jabal Nur Bukit Alam (9 Januari 2015) ditengah umat muslim berjaya karena peresmian Masjid Jabal Nur Bukit Alam ditandai dengan sholat jum`at pertama pada 9 Januari 2015 yang selanjutnya segenap warga bukit alam harus berkabung atas meninggalnya sang pemimpin yaitu Bapak Bambang suami dari Ibu Lina,: kata Mas Hamim atau Ki Keramat Pasuruan.

Suka cita memang tak lagi terbendung ketika warga muslim bukit alam disuguhi masjid mungil yang menyerupai masjid Demak Jawa Tengah peninggalan kesultanan demak Jawa Tengah peninggalan kesultanan demak yang tak lain adalah cikal bakal masjid masjid seluruh nusantara berasitektur joglo Jawa.

" Memang tak semegah masjid agung Demak, pun tak secantik legenda bangunan para wali songo dan pendahulu pendahulu bangunan yang berliteratur sejarah peradaban islam di pulau jawa tetapi hawa disana seakan gambaran minimalis penyatuan adat, sunda, sumatera, sulawesi, jawa, bali, maluku, nusa, hingga papua disana ikut andil dan bersuara." ujar Hamim

Hamim Keramat Pasuruan ini menambahkan bahwa Wacana pemugaran total masjid Jabal Nur Bukit Alam ditengah presiden RI
ke- 7, Ir Joko Widodo getol dengan program pengerjaan tol darat dan tol lautan, juga terinspirasi dengan semangat sinuhundym Sri Sultan Suryo Alam Joyo Kusumo ke-14 dan HE MR Juyoto Suntani yang berkiprah di perdamaian dunia, seakan melalui masjid jabal Nur, warga bukit Alam ingin melesat bagai busur panah yang menembus pada jiwa jiwa senyawa. Seakan tak puas dengan hanya masjid yang berfungsi sekedar tempat ibadah, warga bukit alam seakan ingin membuktikan kemampuan terbaiknya dipersembahkan untuk generasi mendatang.

Berawal dari seorang marbot masjid bapak Suyadi yang berkeluh di ruang wanita ada yang bocor yang selanjutnya terdengar oleh pengurus masjid jabal nur bukit alam dan melibatkan beberapa anggota pengurus majid yang sesuangguhnya dibalik itu ada pemikiran dan gagasan dari beberapa tokoh tokoh fenomenal bukit alam diantaranya bapak Suwono, hani, wiji, farid, muhappy, choiruman, yono, yoga dan denny yang pada akhirnya menjadi sebuah materi rapat rutinan pengurus masjid Jabal Nur.

Mendengar ide pemugaran masjid di hasil rapat, beberapa warga yang merasa mampu berkarya dengan gambar dan minimalis masjid akhirnya berpacu ingin menampilkan gambar terbaiknya untuk muslim bukit alam, salah satunya prima yang sangat bersemangat disamping denny waka RW.11 dengan memunculkan contoh gambar gambar masjid.  (red)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama