-->

Peringati Hari Sumpah Pemuda, Aktor Pemeran Film Wage Rendra Bagascara " Jangan Lupakan Kitab Sutasoma



KEDIRI, TRIBUNUS.CO.ID - Peringatan Hari Besar Nasional "Sumpah Pemuda ke 90 tahun" di tahun 2018 ini secara serentak diperingati oleh seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, aparat pemerintah,ormas,element masyarakat dan berbagai komunitas untuk merayakan hari tersebut sebagai ungkapan rasa syukur atas peran jasa para pejuang yang telah menjadikan bumi nusantara bumi yang berkesatuan Republik Indonesia.

Seperti yang dilaksanakan seorang aktor terkenal pemeran Film Wage (WR Supratman)  Rendra Bagascara di kediaman masa kecilnya tokoh Proklamator Republik Indonesia Bung Karno yang berada di Situs Ndalem Pojok Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur. Minggu  (28/10/2018).

Tahun ini di hari Peringatan Sumpah Pemuda ke 90 ,Rendra Bagascara bersama ratusan orang dari paguyupan, komunitas penggiat sejarah dan budaya yang ada di Kediri dan Blitar tersebut merayakan peringatan hari Sumpah Pemuda dengan mengangkat tema" Kitab Sutasoma Melahirkan Bhineka Tunggal Ika Pemersatu Nusantara "

Kitab Sutasoma asli karya Mpu Tantular  yang dibawa dari Musium Mpu Tantular Sidoarjo ,merupakan pertama kali di Kediri dilakukan Kirab Sakral di hari Peringatan Sumpah Pemuda ke 90 tahun 2018.


Dalam hal tersebut, Rendra Bagascara (aktor pemeran film Wage) menyampaikan saat pidatonya pada Upacara Sumpah Pemuda"  Untuk ingat kepada para pejuang dan leluhur yang telah menjadikan negara Indonesia menjadi negara kesatuan Republik Indonesia yang disatukan oleh Kitab Sutasoma Karangan Mpu Tantular.

Bahwa menurut Rendra " 28 Oktober 1928 adalah peristiwa "Maha Penting " dalam perjalanan bangsa ini, sebuah peristiwa sakral, peristiwa maha besar, maha suci dan maha ghaib. Dikatakan maha besar karena sumpah itu dilakukan dengan jiwa yang besar, rela melepaskan baju kesukuan, kepentingan golongan, menghilangkan keangkuhan pribadi pribadi untuk menjunjung tinggi kebangsaan. Dikatakan maha suci karena Sumpah itu dilakukan dengan jiwa yang ikhlas dan suci. Dikatakan maha ajaib karena dengan Sumpah Pemuda, 27 ribu pulau bersatu dalam satu tanah air . Dengan Sumpah Pemuda, 1128 perbedaan suku menyatu dalam satu bangsa. Dengan Sumpah Pemuda ,746 perbedaan bahasa bersatu dalam bahasa nasional Indonesia.

Satu satunya negeri di muka bumi ini yang paling banyak memiliki perbedaan ,tapi mampu bersatu dalam satu negara kesatuan adalah Indonesia.

Coba kalau kita bandingkan dengan negara tetangga malaysia memiki 52 suku, Thailand memiliki 43 suku, Singapura memiliki 4 suku, dan Indonesia memiliki 1128 suku bangsa.


Artinya apa, ini adalah anugerah agung dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut kita syukuri, jadi kalau boleh dibilang, Aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, persaudaraan. Inilah yang digambarkan disimbolkan dalam lambang negara kita Bhineka Tunggal Ika yang diambil dari Kitab Sutasoma Karangan Mpu Tantular Putra Dari Diah Ratna Manggali cucu Calonarang.

Jadi lahirnya Sumpah Pemuda juga tidak lepas dari Bhineka Tunggal Ika, seandainya tidak ada Bhineka Tunggal Ika yang tercantum dalam Kitab Sutasoma mungkin akan sangat sulit untuk melahirkan Sumpah Pemuda.

Jadi Bhineka Tunggal Ika melahirkan Sumpah Pemuda, Sumpah Pemuda melahirkan Kemerdekaan Indonesia melahirkan berdirinya negara Republik Indonesia. Jadi semua perjalanan ini saling kait mengikat. Untuk itulah setelah bangsa Indonesia merdeka dan bisa mendirikan negara, dalam lambang negara ditancapkan Bhineka Tunggal Ika dicengkram kuat oleh Garuda Pancasila.

Jadi kirab Kitab Sutasoma ini intinya adalah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah SWT, kepada leluhur yang telah menciptakan kitab Sutasoma dengan Bhineka Tunggal Ika benar benar menjadi jiwa yang abadi dari generasi kegenerasi dan menjadi fakta bicara, agar Sumpah Pemuda ini menjadi hidup dalam setiap jiwa bangsa, dan agar Sumpah Pemuda jabatan juga bisa hidup, tidak hanya slogan demi terciptanya keadilan dan kemakmuran bangsa dan negeri ini.

Karena apa, Jika kita sampai meninggalkan Sutasoma, jika kita sampai melupakan Sutasoma, jika kita sampai tidak menghargai Sutasoma mungkin kita akan sulit untuk bisa benar benar mewujudkan Bhineka Tunggal Ika ,Mewujudkan Sumpah Pemuda yang abadi selama lamanya" Pungkasnya.

(har)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama