-->

Wahyu Purbo Sejati Dan Refleksinya Dalam Rangka Hari Pahlawan



TRIBUNUS.CO.ID - Kediri. Pagelaran wayang kulit semalam suntu dalam rangka Hari Pahlawan digelar kemarin malam di Kelurahan Tempurejo Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Dengan mengambil lakon “Wahyu Purbo Sejati”, Ki Dalang Rudi Gareng dari Blitar menarik animo ribuan warga yang menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini hingga bubaran. Danramil Pesantren Kapten Arm Nur Solikin, Camat Pesantren Eko Lukmono Hadi dan Kapolsek Pesantren Kompol Nur Isyana turut menyapa warga yang memadati areal pagelaran wayang kulit semalam suntuk, sabtu (25/11/2017)



“Pertunjukan wayang kulit ini, kita dedikasikan kepada para pahlawan yang telah mendahului kita. Tanpa mereka, kita tidak akan bisa seperti ini. Tanpa mereka, mungkin sampai detik ini kita masih belum merdeka. Jasa besar para pahlawan ini tidak akan terbayar lunas sampai kapanpun,” ujar Kapten Arm Nur Solikin.



Lanjutnya ,”Kita harus bangga memiliki para pahlawan yang rela berkorban demi bangsa dan negara. Kita harus komitmen manjaga kedaulatan negara ini sampai kapanpun, agar cita-cita para pahlawan kita tidak sia-sia.”



Sementara itu, Eko Lukmono Hadi berharap, seluruh warga untuk memegang janji setia kepada NKRI dengan komitmen memegang teguh Pancasila dan UUD 1945. Disamping itu, warga diharapkan senantiasa konsekuen dalam menjaga persatuan dan kesatuan, khususnya di lingkungannya masing-masing.



Wahyu Purbo Sejati dikisahkan Raja Baladewa datang di Dwarawati menjumpai Kresna. Baladewa bercerita, bahwa dirinya menerima sasmita dari dewa. Dalam tidur bermimpi dilihatnya sinar memancar dikerumuni handaru. Kresna diminta menjelaskan makna sasmita itu. Kresna tidak mau menerangkan sasmita, hanya dikatakan bahwa wahyu Purbasejati akan turun. Baladewa diajak mencari wahyu itu. Baladewa dan Kresna bersemedi di candi Gandamadana.

 (Pen)



0 Komentar

Lebih baru Lebih lama