-->

Sangat Ketat Penjagaan !Berlangsung Hari Ini, Tiga Desa Di Kediri Ikuti Tes Ujian Perangkat Desa



KEDIRI, TRIBUNUS.CO.ID - Sebanyak 48 peserta mengikuti tes ujian perangkat desa di gedung serbaguna Desa Tunglur Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, Jumat (12/4/2019). 

Kali ini, yang menggelar tes ujian perangkat desa dari Kampus Universitas PGRI Adi Buwana (UNIPA) Surabaya.

Ujian yang digelar UNIPA Surabaya tersebut ada 3 desa. Yakni Desa Canggu, Krecek dan Balaru. Untuk Desa Canggu ada 4 lowongan perangkat desa, desa Krecek ada 3 lowongan, dan Desa Blaru ada 3 lowongan perangkat Desa.

" Total ada 10 lowongan perangkat desa. Untuk peserta ada 48 orang" tutur Kepala Desa Canggu Sapto Noko.

Diungkapkan Sapto, memang sengaja menggunakan pihak Ke-3 Kampus UNIPA, karena kampus tersebut sesudah memenuhi persyaratan. Diantaranya sudah terakreditasi B. Bahkan hampir menjadi akreditasi A.

" Selain itu untuk menggunkan pihak Ke-3 adalah wewenang desa yang bersangkutan
Dan saya berharap desa-desa lain akan mengikuti agar juga bisa membandingkan antara kampus Unibraw, IAIN dan Unipa," Ungkapnya.

Kades Cannggu mengaku menggunakan pihak Ke-3 Unipa agar tes perangkat desa lebih berwarna.Kalau selama ini hanya biasanya menggunakan Unibraw Malang dan IAIN Tulungagung dengan adanya UNIPA lebih bisa mewarnai adanya tes selama ini.

Pantauan situasi dilapangan, suasana tes terlihat sangat ketat sekali. Selain petugas yang tidak berkepentingan benar-benar dilarang masuk. Hal itu menjaga kelancaran tes dan juga untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dan untuk tes dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama meliputi tes kemampuan akademik, yang terdiri dari pendidikan agama,pancasila, UUD 1945, pengetahuan umum,Bahasa Indonesia dan Matematika. Dan sesi kedua adalah psikotes dan sesi terakhir praktek komputer.

Dan untuk skornya tes akademik 50 persen. Terdiri 100 butir soal dengan waktu pengerjaan 90 menit. Sesi kedua juga 100 soal 90 menit dengan skor 30, dan terakhir praktek komputer kita sediakan waktu 60 menit dengan skor 20 persen. Sehingga nilai total genap 100 persen.

Hasil tes tersebut bisa langsung dilihat pada malam harinya. Yakni sekitar pukul 22.00 Wib di masing-masing balai desa.

Terpisah Ketua PKD Yohansyah Iwan Wahyudi sebelumnya menjelaskan, Tes tulis tersebut dilaksanakan untuk mengukur kemampuan akademik dari calon perangkat desa. hasil tes tersebut bukan menjadi satu-satunya dasar untuk bisa menjadi perangkat desa. Akan tetapi masih ada acuan dan pertimbangan lain. Seperti kecakapan sosial di lingkungan desa dan pertimbangan lainnya.

" Hasil tes tersebut dijadikan salah satu acuan untuk di mintakan rekomendasi ke Camat. Prosesnya yakni maksimal 50 persen peserta nilai tertinggi diajukan ke kecamatan untuk dimintakan rekomendasi ke pihak kecamatan.Misalnya lowongan perangkat desa Sekdes yang nilai tertinggi ada 10 orang,maka maksimal bisa di ajukan 5 orang untuk dimintakan rekomendasi,dan hasil rekomendasi tersebut akan dilantik menjadi perangkat," ujarnya.(har/gr)

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama