-->

Tiga Pilar Probolinggo Kota 'Mengudara' Sapa Warganya



Probolinggo, www.tribunus.co.id - Usai mengikuti upacara hari santri nasional (HSN) ke 5 tahun 2019 di stadion Bayuangga, Selasa(22/10), Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin bersama Kapolresta AKBP Ambaryadi Wijaya, Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo serta Ketua DPRD Abdul Mujib menuju studio Radio Suara Kota.

Masih rangkaian peringatan HSN, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya S.I.K, S.H, M.H bersama Forkopimda "mengudara" menyapa masyarakat sembari menceritakan kegiatan yang sudah dilakoni dalam sepekan ini.

Habib Hadi Zainal Abidin mengawali pembicaraan tentang pelaksanaan upacara yang melibatkan puluhan ribu peserta. Mulai pegawai pemkot, anggota kodim 0820, polresta,pelajar serta santri dari berbagai pondok pesantren.

"Saya bangga, rangkaian HSN berjalan lancar dan kondusif. Saya berterima kasih kepada semua yang mendukung acara ini. Berkat kebersamaan yang dimunculkan antara pemerintah, forkopimda, para santri dan masyarakat berbaur untuk membangun kota ini. Dalam upacara tadi, TNI dan polri membaca asmaul husna ini juga bagian dari jiwa santri," ujarnya.

Menurutnya, perbedaan bukan menjadi halangan justru inilah yang membuat Kota Probolinggo semakin berwarna dalam kebersamaan, sehingga tercipta kondusifitas. Selaras dengan tema hari santri, santri Indonesia untuk perdamaian dunia.

Selanjutnya, Kapolresta AKBP Ambaryadi Wijaya menceritakan tentang support kepolisian dalam pekan HSN. Mulai dari anggota yang bertugas menjaga kamtibmas menggunakan seragam polisi dengan songkok putih, juga berkalung surban di lehernya.

"Ini sesuai surat edaran wali kota untuk pakai sarung ala santri. Beberapa kegiatan positif dan sosial dilakukan, contohnya pemberian air bersih di daerah sumber kare yang masuk wilkum polresta," urainya.

Kapolres juga ingin menunjukkan bahwa siapapun yang memiliki jiwa santri layak disebut santri. Berkaca dari sejarah tentang KH Hasyim As'ari yang berperan menggerakkan para santri berjuang demi kemerdekaan bangsa ini.

"Jika wali kota memberikan prioritas pendidikan untuk para hafidz Qur'an, kami juga bisa memfasilitasinya. Misal, ada yang berminat mendaftar polisi maka ada referensi khusus dari kepolisian setempat, karena jiwa santri haruslah menjadi bagian dari anggota polri,"imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo. Selama peringatan HSN, anggotanya berseragam doreng, pakai songkok putih dan berkalung surban. Termasuk terlibat dalam rangkaian HSN yang digelar pemkot, seperti bedah buku islami.

"Jika ada santri yang hafidz qur'an dan berkeinginan menjadi prajurit TNI tidak usah berkecil hati. Karena ada jalur prestasi diluar jalur reguler, ini bisa dimanfaatkan. Sosok prajurit harus memiliki jiwa santri,"ujarnya.

Di lain sisi, Ketua DPRD Abdul Mujib juga mengapresiasi dengan adanya kesetaraan pendidikan di pondok pesantren dengan pendidikan sekolah umum. "Ini bentuk pengakuan keberadaan santri. Saya juga berharap para santri bisa bertransformasi mengikuti perkembangan era digital saat ini,"ungkapnya.

Sebagai penutup, Kapolres bersama dengan anggota forkopimda menyampaikan ajakan untuk menciptakan kedamaian di Kota Probolinggo. Menjadi sosok santri yang bisa berkiprah dalam segala sisi, mencegah paham terorisme dan radikalisme, jaga NKRI, hidup berdampingan dalam kebhinnekaan, memiliki jiwa cinta tanah air dan bangsa yang pancasilais.  (Humas)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama