-->

Wali Kota Probolinggo Kunjungi Warganya Yang Datang Dari Daerah Konflik Papua





Probolinggo, Tribunusantara.com
Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin didampingi Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Probolinggo, Zainullah serta OPD terkait kunjungi warganya yang baru datang dari daerah konflik Papua, Kamis (4/10/2019) siang.

Menurut data dari Dinsos setempat ada 8 (delapan) warga Kota Probolinggo Rabu (3/10/2019) malam yang sudah datang dari daerah konflik Papua. Delapan orang tersebut adalah ; Nur Faizin, alamat Jl. Semeru Gg Rajawali, Kelurahan/Kecamatan Kademngan. Abdullah, Supainah, Hairul Wildan R, alamat Jl. Cokroaminoto Gg-7, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran. Pak Abdullah, Bu Dewi, alamat Jl.KH. Genggong, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran. Pak Suafi, alamat Jl. Prasaja Gg. Jrebeng Kulon, Kelurahan Jrebeng Kulon, Kecamatan Kedopok, dan Pak Abdullah S, alamat Jl. Jenggrong Sumbertaman, Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih.

Mereka datang tadi malam bersama dengan warga Jawa Timur lainnya menggunakan Herculles, dari Wamena melalui Makasar turun di Abdurrahman Saleh Malang. Kemudian mereka kami jemput menuju Kota Probolinggo, ujar Kepala Dinsos Kota Probolinggo, Zainullah.

Terkait hal tersebut Wali Kota Hadi Zainal Abidin mengatakan, hari ini kita mengunjungi warga kota probolinggo yang sudah tiba di kota probolinggo yang terjebak di daerah konflik di Wamena Papua.
"Alhamdulillah, sudah ada 8 (delapan) orang warga kota probolinggo Rabu (3/10/2019) malam sudah sampai di kota probolinggo lagi dengan selamat," tuturnya.

Tentunya kita hari ini keliling mendatangi mereka dirumah masing-masing sambil memberikan bantuan sembako. "Karena mereka datang ke sini sudah tidak membawa apa-apa. Yang penting mereka sudah datang dengan selamat,' sambungnya

Habib Hadi, panggilan akrab wali kota probolinggo ini mengatakan, warga yang sudah datang dari daeeah konflik Wamena, pasti mengalami trauma semua. "Makanya saya akan tugaskan tim medis kesehatan untuk mengecek kondisi kesehatannya, bagaimana supaya mereka bisa tetap sehat," kata Habib Hadi.

Karena belum ada data, lanjut Habib Hadi, berapa jumlah warga kota probolinggo yang ada di daerah konflik Wamena, kami minta kepada Camat dan Lurah untuk memerintahkan RT/RW untuk membuka 'pos pengaduan' ke masyarakat. Sehingga kami bisa mengetahui warga kota probolinggo by name by adress, nama-namanya, dan nomor HP-nya. "Karena kami akan monitor terus untuk melihat kondisi warga kota probolinggo yang ada di daerah konflik itu," ungkapnya.

Menurut Habb Hadi, karena mereka rata-rata trauma, maka hal ini menjadi tantangan kita ke depan. Kita akan melihat apa yang menjadi skill/keahliannya. Senyampang dengan program Pemerintah, yaitu mengembangkan UMKM, kita akan menggerakkan setiap tahun 500 UMKN utuk target Pemkot Probolinggo.

Mungkin dari keluarga mereka  ada yang punya keahlian apa, kita dorong untuk bisa bekerja di kota probolinggo. "Kita dorong, kita bantu fasilitasi, mudah-mudahan apa yang bisa kita lakukan yang terbaik untuk warga kota probolinggo," tandas Habib Hadi.

Sementara itu Ibu Supainah bersama suaminya, pak Abdullah dan anaknya Hairul Widan R, mengisahkan, waktu terjebak kerusuhan dia bersama suami dan anaknya dari Wamena mengungsi di Polsek Wamena. Setelah dari Polsek Wamena di evakuasi ke Polres, setelah dari Polres dipindah ke Auri, dan dipulangkan bersama warga lain menggunakan pesawat herculles melalui Makasar dan turun di lapangan terbang Abdurrahman Saleh Malang. "Dia mengisahkan di sana kondisinya mencekam sekali. Banyak warga pendatang yang dibantai," katanya.

Senada dengan yang dikatakan oleh bu Supainah, menurut pak Nur Faizin, warga Kelurahan/Kecamatan Kademangan yang juga terjebak kerusuhan di Wamena, dan baru datang Rabu (3/10/2019) malam bersama dengan rombongan lain dari kota probolinggo, ia juga mengisahkan kondisi di Papua Wamena mencekam.

"Saya di sana ngojek pak. Karena situasi mencekam saya mengungsi, sepeda motor yang saya beli Rp.12 juta saya tinggal begitu saja, yang penting selamat.Pokoknya warga asli melihat orang beramput lurus langsung di habisi. Teman saya orang pasuruan meninggal kena paser," ujar Nur Faizin mengisahkan. (Singgih).

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama