-->

Karapan Sapi Brujul Meriahkan Semipro 2019 dan Peringatan Hari Jadi Kota Probolingggo ke 660



Probolinggo, Tribunus.co.id
Lomba balap sapi ditanah basah/sawah, atau disebut lomba sapi brujul, sudah turun temurun dilakukan oleh petani di Kota Probolinggo. Kegiatan itu dilakukan para petani untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan saat membajak sawah. Dan kegiatan itu selalu dilakukan para petani pada saat membajak sawah hingga sekarang. Namun, kegiatan tersebut tidak banyak terekspose.

Kini, Paguyupan Kerapan Minakdjinggo, Kota Probolinggo bersama Pemkot setempat mulai menyemarakan lomba sapi brujul sebagai promosi pariwisata.

Kali ini lomba sapi brujul di selenggrakan oleh Pemkot Probolinggo di lapangan sapi brujul jalan Kyai Safi'i Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, dalam rangka memeriahkan gelaran even tahunan Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) ke XI tahun 2019, serta memperingati hari jadi Kota Probolinggo ke 660.

Tujuan diselenggarakan lomba kerap sapi brujul ini, menurut Kabid Budaya Disbudpar Kota Probolinggo, Pramito Legowo selaku panitia penyelenggara, adalah ;
1. Untuk melestarikan budaya leluhur Kota Probolinggo sebagai potensi wisata, khususnya wisata budaya.
2. Sebagai ajang promosi pariwisata yang diharapkan bisa menambah daya tarik wisata. Sehingga wisatawan baik lokal maupun manca negara bisa tertarik dan berkunjung ke Kota Probolinggo.
3. Untuk mempererat silaturahim antara sesama penggemar karapan sapi brujul dan juga dengan paguyuban karapan sapi brujul.
4. Untuk menambah dan meningkatkan nilai jual sapi brujul di masyarakat.

Festival sapi brujul kali ini, kata Pramito Legowo, diselenggarakan selama dua hari, tanggal 7-8 September 2019. Lomba diikuti 50 peserta, terdiri dari grup A dan B. Semua peserta dari Kota Probolinggo.

Lomba dilaksanakan di lapangan sapi brujul di jalan Kyai Safi'i, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo. Memperebutkan hadiah uang tunai Rp.21.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah) serta piala bergilir dan piala tetap Walikota Probolinggo.

Turnamen sapi brujul di Kota Probolinggo, lanjut Pramito Legowo, dilaksanakan tidak hanya setahun sekali. Namun setahun lima kali even.

Yakni, dilakasanakan oleh Pemkot Probolinggo sebanyak dua kali, dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Bakorwil V Jember satu kali, oleh masyarakat satu kali, dan oleh paguyuban satu kali, jelas Pramito Legowo, Kabid Budaya Disbudpar Kota Probolinggo pada laporan pembukaan lomba sapi brujul, di lapangan sapi brujul jalan Kyai Safi'i,  Jrebeng Kidul, Wonoasih, Sabtu (7/9) siang.

Sementara Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin dalam sambutannya mengatakan, kegiatan sapi brujul itu dilakukan para petani untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatan saat membajak sawah. Dan kegiatan itu selalu dilakukan para petani pada saat membajak sawah hingga sekarang.

Sapi brujul yang ada di Kota Probolinggo sekarang sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak berbenda di Indonesia yang di adakan pada tanggal 13-16-Agustus.

" Jadi sapi brujul ini sudah menjadi hak paten warga Kota Probolinggo. Yang lain tak boleh mengakui, tapi kalau ikut-ikutan tak apa-apa," ujar Walikota Probolinggo Hadi Zainal Abidin saat memberi sambutan pada pembukaan lomba kerap sapi brujul di jalan Kyai Safi'i, Kelurahan Jrebeng Kidul, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Sabtu (7/9) siang.

"Mari kegiatan yang positif ini kita jaga. Jangan sampai kegiatan yang sudah bagus ini dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak baik. Paham ya," kata Habib Hadi, panggilan akrab Walikota Probolinggo ini.

Jadi, kalau kegiatan ini sudah bagus ayo sama-sama menjaganya, jangan sampai diisi dengan kegiatan-kegiatan yang tidak baik. Jangan sampai ada yang memanfaatkan kegiatan ini untuk hal-hal yang tidak baik, pinta Habib Hadi.

Tapi saya yakin, warga Kota Probolinggo bisa menjaga, dan disamping itu untuk menjaga nama baik Kota Probolinggo. "Bahwasannya kita melaksanakan kegiatan sapi brujul ini adalah sebagai bagian dari budaya yang dimiliki oleh warga Kota Probolinggo," tutur Habib Hadi.

Menurut Habib Hadi, menjaga kelestarian warisan budaya bangsa Indonesia adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga negara. Melalui acara karapan sapi brujul ini nantinya diharapkan budaya ini bisa meluas ke masyarakat. Sehingga terbuka kesepahaman wacana tentang pentingnya kelestarian warisan budaya dan seni Indonesia.

Tadi panitia penyelenggara menyampaikan, bahwa kegiatan turnamen sapi brujul ini satu tahun sudah diselenggarakan sebanyak lima kali.

Mudah-mudahan tahun ini ada acara sapi brujul yang meriah lagi dari tahun-tahun sebelumnya. "Mudah-mudahan tanggal 20 Oktober 2019 nanti kita disetujui oleh Gubernur Jawa Timur.

Kita akan menyelenggarakan festival sekaligus kompetisi sapi brujul yang lebih menarik lagi. Kita akan mengundang seluruh Kepala Daerah di Wilayah Jawa Timur untuk melihat karapan sapi brujul di Kota Probolinggo.

"Saya minta setiap OPD terkait untuk bisa menyiapkan supaya tanggal 20 Oktober nanti bisa terselenggara. Dan mudah-mudahan bisa dilaksanakan di Kota Probolinggo yang tercinta ini," kata Habib Hadi.

Untuk itu, lanjut Habib Hadi, warga Kota Probolinggo harus bisa menjadi tuan rumah yang baik. Kita tunjukkan bahwasannya tradisi ini bisa kita kenalkan ke daerah-daerah lain.

"Saya berharap kepada komonitas karapan sapi brujul untuk selalu menyambung tali silaturahmi dan persaudaraan. Sehingga senantiasa bekerja sama dalam membangun Kota Probolinggo ini untuk menjadi lebih baik," tandas orang nomor satu di Kota mangga ini.
.
(Singggih)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama