-->

Kapolresta Difitnah Dukung Kelompok Intoleran, Berikut Penjelasan Kapolda DIY



Yogyakarta, DIY - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Yogyakarta Irjen Pol Ahmad Dhofiri mengklarifikasi informasi yang beredar soal bawahannya yakni Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Armaini mendukung sikap intoleran.


Informasi itu beredar via media sosial termasuk di situs https://arrahmahnewscom/2019/11/16/intoleransi-meningkat-di-yogyakarta-dimana-peran-kerja-polresta


Informasi itu menyebut Kombes Pol Armaini mengidolakan Syafiq Reza Basalamah yang disebut anti aswaja alias ahlussunah wal jamaah, sebab itulah kasus intoleransi di Yogyakarta meningkat.


"Informasi itu tidak benar. KBP Armaini tidak sejauh itu, saya sudah kroscek langsung kepada yang bersangkutan," kata Kapolda Yogyakarta Irjen Pol Ahmad Dhofiri, Minggu (17/11/2019).


Pihaknya khawatir, informasi yang beredar di media sosial justru persepsinya terlalu jauh. Dia berharap dalam suatu forum diskusi terbuka seperti itu seharusnya kedewasaan berwacana yang harus dikedepankan.


"Seperti peristiwa yang dibilang intoleransi di Yogya, itu terjadi di Bantul bukan di Kota Yogya. Itu saja jelas justifikasi yang keliru," lanjutnya.


Kapolda mengimbau agar masyarakat tidak terprovokasi informasi yang tidak benar seperti itu. Dia meminta menyimak kembali rekaman video dalam forum diskusi yang dianggap menuai polemik itu.


"Disimak dengan jernih sehingga tidak berkembang pemberitaan di medsos yang seperti itu," sambungnya.


Mantan Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Pol (Purn) Bekto Suprapto juga memberikan tanggapannya soal tudingan yang menyasar Kombes Pol Armaini.


"Saya mengenal KBP Armaini sejak pangkat AKP, lulusan SMA Taruna Nusantara (Magelang). Pernah jadi anak buah saya waktu belum ada Densus 88 masih Satgas Anti Teror, (Armaini) ikut menangkap para pelaku Bom Bali sejak awalnya," kata Bekto.


Selain itu, sepengetahuan Bekto, Armaini justru kerap tampil menengahi konflik-konflik horizontal yang terjadi di wilayahnya.


Seperti ketika pecah konflik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Yogyakarta, Armaini bisa menengahi masing-masing pihak yang bersengketa.  (*)

0 Komentar

Lebih baru Lebih lama